Dua Karakter Utama Tasawuf

Ketahuilah, bahwa tasawuf memiliki dua karakter utama, yaitu istiqamah dan diam (tidak terpengaruh oleh ulah makhluk).

Barangsiapa beristiqamah, tetap dalam kebaikan, berakhlak baik kepada semua manusia, dan mempergauli mereka dengan sikap asih dan dermawan, maka ia adalah seorang sufi. Istiqamah adalah menebus bagian dirinya untuk dirinya. Di antara tanda akhlak yang baik adalah tidak mengajak manusia untuk mengikuti kehendak dirinya sendiri, tetapi mengajak dirimu kepada kehendak orang banyak, selama kehendak mereka tidak menentang syari'at. Artinya, tidak egois terhadap kebenaran dirinya sendiri, tetapi menuruti kebenaran umum yang sesuai dengan syara'.

Makna Ibadah
Engkau juga menanyakan kepada saya persoalan ibadah. Ketahuilah, ibadah ada tiga macam.
Pertama, menjaga (memahami dan mengamalkan secara istiqamah) syari'at.
Kedua, ridla terhadap semua qadla', qadar dan pembagian Allah.
Ketiga, meninggalkan ridla terhadap dirinya sendiri dalam rangka mencari ridla Allah.

Makna Tawakal
Engkau pun bertanya kepada saya tentang tawakkal. Ketahuilah, tawakkal adalah keteguhan keyakinanmu terhadap Allah atas apa yang dijanjikanNya. Artinya, kau yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa apa yang telah ditakdirkan atau digariskan atau dinasibkan kepadamu pasti akan sampai kepadamu, walaupun semua orang di dunia berusaha mencegah dan mengalihkannya darimu. Sebaliknya, apapun yang tidak dipastikan atau dicatatkan untukmu juga tidak akan sampai kepadamu, sekalipun seluruh penduduk alam menolongmu menuju kesana.

Makna Ikhlas
Engkau juga bertanya kepadaku tentang ikhlas. Ketahuilah, ikhlas adalah seluruh amalmu yang kau peruntukkan kepada Allah semata. Hatimu tidak terpengaruh oleh pujian manusia dan kau tidak mempedulikan cercaan mereka. Ketahuilah, ria' lahir karena mengagung-agungkan makhluk. Cara untuk menghilangkan ria' adalah dengan memandang mereka tidak berarti, tidak punya kuasa, dan tunduk di bawah kekuasaan Allah. Kau memandang mereka seperti benda-benda tidak bernyawa yang tidak mempunyai kuasa dan kemampuan mendatangkan kesenangan dan kesengsaraan, sehingga kau berhasil membersihkan hatimu dari penglihatan mereka. Selama engkau masih memiliki pandangan bahwa makhluk mempunyai kuasa dan kekuatan serta kehendak, maka ria' tidak akan terjauhkan darimu.

Wahai Anakku, sisa dari permasalahanmu sebagian sudah terjawab dalam beberapa kitab susunan saya, maka carilah sendiri. engkau kerjakan semampumu atas apa yang telah kau ketahui agar apa yang belum engkau ketahui disingkapkan oleh Allah.

Wahai Anakku, setelah ini, janganlah engkau bertanya kepada saya tentang sesuatu yang akan semakin memberatkanmu kecuali engkau bertanya dengan lidah hati. Allah swt. berfirman: "Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai engkau keluar menemui mereka, sesungguhnya itu adalah lebih baik bagi mereka." (QS. Al Hujurat: 5).

Terimalah nasihat Nabi Khidir as ketika berkata: "Janganlah engkau menanyakan kepada saya tentang suatu apapun sampai saya sendiri menerangkannya kepadamu." (QS. Al Kahfi: 70).

Jangan pula engkau terburu-buru bertanya hingga jawaban itu sampai kepadamu atau disingkapkan kepadamu suatu rahasia dan engkau melihatnya: "Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda azabKu. Maka janganlah engkau minta kepadaKu mendatangkannya dengan segera." (qs. Al Anbiya': 37).

Janganlah engkau bertanya kepadaku sebelum waktunya. Yakinlah bahwa engkau tidak akan sampai kecuali dengan berjalan menempuhnya, karena Allah berfirman: "Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan." (QS. Al Rum: 9).

Wahai Anakku, jika engkau berjalan dengan Allah, engkau akan melihat banyak keajaiban di setiap tempat yang engkau singgahi. Persembahkan ruhmu, karena modal utama perjalanan ini adalah keberanian mempersembahkan ruh, sebagai mana yang dikatakan Dzu Al Nun Al Mishr kepada salah seorang muridnya, "Jika engkau mampu mempersembahkan ruh, maka berangkatlah. Jika tidak mampu, maka jangan sekali-kali menyibukkan diri dengan laku sufi.
Written by: Delfyn Dudul facebook Updated at : 3:06 AM